Kau Tak Sebebas Merpati
Penulis : Aini Mardiyah
Segala puji padaMu, Ya Rabbi
Atas rahmat hari ini
Terlabuh sudah cinta suci sejati dari hati
Janji telah terucap, akad telah terkhitbah
Tuk bersama jalani hari
Ya Allahu Rabbi, bimbinglah kami dalam menempuh hidup ini
(Terlabuhkan – Seismic)
Bagaimana pun, pernikahan adalah sesuatu yang sakral, sebuah amanah dari Illahi. Dipertemukannya antara laki–laki dan perempuan dalam satu ikatan bukanlah hal yang main–main, melainkan ikatan tersebut harus dijaga kekokohannya hingga Ia kembali memisahkannya di antara keduanya. Ikatan yang harus senantiasa terpelihara atas dasar kecintaan kepada Pencipta, ikatan yang tak sekedar sebagai penghalal hubungan antara keduanya semata, melainkan sebuah usaha untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya, Sang Pemilik Cinta. Sebuah ikatan yang terjalin dan diharapkan dapat bernilai ibadah.
Bernilai ibadah berarti segala sesuatu yang dilakukan berada dalam aturan Allah, bernilai ibadah berarti apa–apa yang dihasilkan daripadanya adalah semata–mata hanya untuk Allah, tak ada alasan selain itu. Maka, apa–apa yang dilakukan dan dihasilkan tersebut harus senantiasa terjaga dan terpelihara. Hal ini erat kaitannya sikap–sikap yang dimiliki oleh para pasangan setelah menikah. Menikah berarti masing–masing telah siap untuk lebih menjaga diri, menjaga perasaan pasangannya meski ia telah mengetahui sejauh mana batasannya.
***
Jagalah Istrimu, Jaga Hatinya
Ketika itu, ada sepasang suami–istri yang tengah jalan–jalan sore di sepanjang jalan pertokoan di sebuah kota, sang suami menggandeng tangan sang istri sebagai bentuk penjagaan. Tak lama kemudian, keduanya tak sengaja bertemu teman perempuan si suami, yang diselidiki ternyata mereka sempat dekat dulu. Sang istri tak menampakkan wajah yang buruk di depan teman suaminya tersebut kala itu, dengan ramah sang istri menyalaminya. Melihat sang istri tak menampakkan sebuah respon negatif terhadap pertemuannya dengan "kawan lamanya" itu, sang suami pun tidak risih membuka obrolan ini dan itu.
Selang beberapa waktu, timbulah shock dalam hati sang istri, betapa ia lihat suaminya tadi dengan akrab ngobrol tanpa memikirkan perasaannya, terlebih yang diajak ngobrol adalah "kawan lamanya". Lalu, apa yang dilakukan sang suami? Sang suami hanya menganggap hal itu biasa–biasa saja, tak ada yang istimewa, sebab sikap sang istri tidak berubah kepadanya. Tapi, pernahkah ia memikirkan apa yang dirasakan oleh istrinya? Ya, semoga kita dapat mengambil ibrah dari peristiwa tersebut. Dalam peristiwa lain, ada seorang istri yang kerap kali mendapati suaminya ber–SMS ria dengan sang "kawan lama". Astaghfirullah...
Akhi, bukankah istrimu juga manusia layaknya dirimu? Yang memiliki kecenderungan untuk berbuat salah dan besar kemungkinan untuk berburuk sangka? Maka, jagalah istrimu, jagalah hatinya! Jangan biarkan ia berburuk sangka atas kelalaianmu dalam menjaganya, jangan biarkan ia menempuh dosa.
***
Dan Kau Tak Sebebas Merpati
Menjaga istri berarti menjaga tingkah laku agar tak menyakiti hati si dia. Jadi, jangan sekali–kali menempatkan dirimu pada posisi ketika dirimu sebelum menikah. Hal ini yang kemudian terkadang dilupakan oleh sebagian pasangan muda, mengingat usia masih sangat muda sehingga sah–sah saja.
Bagi mereka yang masih lajang, persiapkanlah dirimu sebaik–baiknya! Mumpung masih lajang, raihlah ilmu sebanyak–banyaknya! Matangkanlah usiamu ketika berani untuk menginjak ke marhalah cinta selanjutnya. Bukannya tidak setuju dengan nikah dini, bagi yang siap silahkan. Hanya ingin menegaskan, bahwa kau tak akan sebebas merpati lagi jika sudah menikah nanti.
Sebelum menikah, ada kebutuhan–kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas diri yang akan leluasa didapatkan oleh mereka yang masih lajang, hingga seorang guru pun menegaskan ketika sang binaan mengajukan "proposal" kepadanya, bahwa bisa jadi amalan–amalan yang selama ini kita giatkan akan berkurang intensitasnya ketika kita sudah menuju ke sana karena yang menjadi konsentrasinya adalah urusan domestik yang sangat membutuhkan perhatian.
Jika sudah menikah nanti, maka kita tidak akan sebebas merpati. Tak sebebas merpati berarti kudu jaga sikap, jaga perasaan pasangan, dan kudu jaga segalanya, agar bahtera rumah tangga yang kita bangun menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar