Penulis : Yuli Harmita
1. Ia diciptakan sebagai sakanah, yang artinya ialah penyenang dan penentram. Bagi kaum pria, setiap harinya dihadapkan pergulatan nafkah, di rumah ia membutuhkan belaian sayang, sambutan senyum ceria, dan kelembutan tegur sapa dari sang istri, guna memulihkan kesegaran jasmani dan rohaninya dari kepenatan dan kejenuhan pekerjan yang dihadapinya sehari-hari. Dari sikap sang istri tersebut, ternyata benar-benar memberikan ketentraman dan ketenangan lahir batin yang dapat membangkitkan semangat dan gairah dalam menghadapi tugas-tugas rutin pada hari-hari berikutnya.
2. Sebagaimana firman Allah, "Dan dijadikan di antaramu rasa kasih sayang." (QS. Ar-Ruum : 21). Dalam pengertian tersebut ditandaskan bahwa wanita berperan sebagai sumber kasih sayang. Dengan demikian, merupakan kewajibannya mempersiapkan program dalam menunaikan tugas menyambut kedatangan suami dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
3. Ia memberikan suatu cakrawala bagi kaum wanita di balik kodratnya sebagai istri, juga sebagai ratu rumah tangga dan pendidik anak cucunya. Tipe wanita manakah yang dapat menyandang tugas dan kewajiban tersebut? Apakah wanita terbelakang atau wanita terpelajar yang memahami metode pengurusan rumah tangga, menguasai ilmu etika pergaulan, mu'asyarah bil ma'ruf antar suami istri, dan ilmu pendidikan serta pembinaan generasi?
Bagi wanita yang membekali putra-putrinya sejak usia dini dengan dasar agama dan keluhuran budi pekerti, praktis hal ini akan memudahkan tugas dan kewajiban ibu itu sendiri, yakni membantu tugas para pendidik di sekolah, mempermudah pengarahan sang ayah, dan membantu menciptakan masyarakat yang baik. Dapatnya kaum wanita menunaikan kewajiban tersebut, ia dituntut dengan adanya kesiapan dan persiapan berbagai aspek kehidupan, sehingga mampu menjadi seorang feminis menurut konsep Allah dengan keutuhan semua hak-haknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar