Allah Yang Maha Kasih dan Maha Sayang
tolong dengar kata-kataku.
Masih bolehkah kusapa Engkau seperti dulu: Kekasih?
aku ingat Kauhadir bersama langit dan bumi, bersama air, angin, tetumbuhan dan kupu-kupu dan di hadapan sekuntum bunga yang baru mekar Kita tersenyum hingga lenyap bumi lenyap semu dalam wewangian.
aku ingat Kauhadir bersama pekat malam tanpa bulan tanpa perapian tanpa peraduan dan aku lelap dalam sujud-Mu yang panjang hingga hadir peri-peri kecil mengetuk pintu mengucapkan salam. Itu semua ketika aku berpaling dari segala yang bukan.
kumasak air dan air itu milik-Mu. kutatap lekat perkawinan sayur-mayur di belanga dalam ingatanku kepada-Mu. kudekap anak-anak titipan-Mu. kubangun mimpi-mimpi untuk kehadiran-Mu.
Dan kurasakan Kau tersenyum ketika ingatanku kepada-Mu membuatku menemukan puasa tanpa berbuka dalam tidur dan jagaku yang terjadi semata-mata karena kekuasaan-Mu.
Tetapi kini kurasa aku memang tidak layak lagi berkata-kata. Lihat luka-luka yang kubuat karena kebodohanku sendiri yang cuma manusia.
Ternyata alam semesta masih milikku, aku merajainya harta-benda rumah pakaian milikku, aku menimbunnya keluarga anak-anak milikku, aku takut kehilangan mereka perkiraanku milikku, aku mempercayainya mimpi-mimpi milikku, aku rekayasa wujudnya diriku milikku, kucemburui cerminnya dan harga diriku juga milikku, enggan hancur aku oleh kefanaannya.
Bertahun-tahun, Tuhanku, kubuat harapan-harapan indah seharusnya, demi hidup-Mu pada kematianku. tetapi ternyata hanya untuk buaianku.
kusalahkan orang-orang sangkaku demi kebenaran-Mu tetapi ternyata hanya untuk kebenaranku. kubuat pembenaran-pembenaran maksudku untuk meninggikan-Mu tetapi ternyata untuk kebanggaanku.
Semua ternyata hanya untuk memperpanjang nafasku saja. betapa hinanya kemanusiaanku ini.
Tuhan, dalam tubuh-tubuh manusia yang kelaparan dalam tubuh-tubuh perempuan yang diperkosa dalam tubuh-tubuh anak-anak yang hancur daging dan hatinya dalam tubuh-tubuh yang adalah kelaparan, kesakitan dan kedunguanku sendiri Kau Maha Tahu aku tidak mampu menghirup udara lagi.
setiap tarikan nafasku bau bangkai setiap tangisku adalah darah busuk dan seluruh tubuhku adalah aib. Tuhan tolong jangan lupakan aku.
Demi ingatanku kepada-Mu, yang adalah anugerah-Mu Katakan langit dan bumi adalah Kasih-Sayang-Mu, cukuplah bencana berguncang sampai di sini.
Katakan semua manusia satu, cukuplah sumpah-serapah berdarah berkecamuk di dalam ini. Katakan esok semua kelemahan terampuni cukuplah penyesalan membuat kesadaranku tenggelam dalam ampunan-Mu.
Penyesalan ini semoga abadi. Penyesalan ini semoga bukan ada karena kesalahan-kesalahan lagi Tetapi ada karena Kau adalah Tuhan dan kami ingin lebur dalam Maha Kasih dan Sayang-Mu.
Tuhan Sayang,
aku minta selendang gendongan untuk menimang dan membesarkan kehidupan baru yang mulai tumbuh di sela-sela reruntuhan ini. Boleh kan?
Miranda Risang Ayu 8 Agustus 1998 (Doa untuk Perdamaian Gelora Saparua, Bandung. Didedikasikan untuk setiap orang yang tergilas roda reformasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar