Salam Dulu baru baca ^_^

Salam Dulu baru baca ^_^

Kamis, Juni 25, 2009

Untuk Ikhwan yang Dimabuk Asmara

Written by Arry Rahmawan (http://www.dkmarrahmah.cjb.ne)

Assalamualaikum Wr Wb

Akhi, yang kucintai karena Allah SWT

Terdengar 3 hari yang lalu sebuah kabar, bahwa kau mengikat sebuah pertalian dan ikatan cinta kepada seorang akhwat. Sebuah kabar yang kurang menyenangkan, sebenarnya, akhi. Mengapa kau bisa sampai pacaran? Apakah kau lupa bahwa kita pernah sama-sama berikrar untuk menjalankan perintah Allah dan RasulNya? Lupakah engkau, wahai saudaraku, bahwa sebenarnya segala hal yang mendekati zina adalah dosa?
Mungkin kau bilang aku terlalu ikut campur dengan urusanmu, tetapi ini adalah sebagai bukti bahwa aku memperhatikanmu. Aku khawatir, akhi. Semenjak itu, kau selalu berdekatan dengan dia, kau duduk berdua dengan jarak yang sudah tidak dihiraukan. Bahkan kau menyempatkan dan menyediakan waktu khusus untuknya, dan hanya menghabiskan waktu berdua dengannya. Ketika aku melihat isi sms kalian pun, aku sudah semakin tidak tahan lagi untuk mengirim surat ini kepadamu.

Akhi, yang kucintai karena Allah,

Aku juga pernah merasakan jatuh hati, jatuh cinta. Sebuah perasaan yang indah. Walaupun perasaan ini pernah membuatku kurang nyaman, namun aku bersyukur karena ini adalah sebuah nikmat dari Allah kepada kita. Tapi akhi, aku tidak habis pikir, engkau melampiaskan rasa ini dengan sebuah hubungan yang dinamakan pacaran. Mengapa?

Akhi, ketika engkau jatuh cinta, janganlah engkau menyiksa dirimu sendiri dengan perasaan bahwa cintamu akan ditolak dan tidak terbalaskan. Itu bisikan syetan, akhi. Bisikan-bisikan itu juga pernah membuatku takut akan kehilangan akhwat yang kucintai, namun ternyata aku tahu bahwa itu hanya dorongan hawa nafsuku.

Akhi, cinta yang tulus dan ikhlas adalah sebuah cinta yang tidak pernah mengharapkan balasan, namun selalu terdorong untuk memberikan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Cinta yang tulus, tidak akan pernah tak terbalas. Cinta yang ikhlas, tak akan pernah berakhir dengan sia-sia, akhi. Apakah engkau yakin mencintai akhwat itu dengan ikhlas dan dilandasi oleh cinta karena Allah?

Pikirkan sekali lagi,akhi. Apakah hal yang kau lakukan ini adalah hal yang baik? Akhi, yakinlah bahwa Allah SWT sudah memberikan yang terbaik untuk kita. Biarlah nanti Allah yang memilihkan jodoh untuk kita. Cobalah bayangkan, akhi, seandainya akhwat yang kau cintai bukan jodohmu, apa yang akan kau perbuat? Aku heran akhi, untuk apa sih engkau melakukan hal seperti ini? Kau pernah menjawab untuk mengetahui sifat dan karakter dari akhwat yang kau cintai, yang kelak akan kau jadikan istri. Memangnya kapan engkau akan melangsungkan akad pernikahan, sementara umurmu baru 17 tahun?

Satu hal yang umum, biasanya orang yang berpacaran, akan berlomba-lomba untuk menampilkan kebaikkan-kebaikan pada dirinya saja, namun ketika sudah menikah dan terlihat keburukan-keburukannya, maka hilanglah cinta yang selama ini tertanam. Aku jadi teringat kepada seorang teman yang berkata, "Bila kau mencintai seseorang karena suatu alasan, maka cintamu akan hilang bersamaan dengan hilangnya alasanmu untuk mencintainya. Namun bila kau mencintai orang tersebut dengan tulus, maka cinta yang kau tanam akan terus bertahan hingga akhir hayatmu, walaupun dia tidak membalas cintamu, karena orang yang mencintai orang dengan tulus adalah orang yang mencintai karena Allah SWT

Sebagai penutup dari suratku ini, akhi, kusampaikan sebuah firman Allah, untukmu. Sebuah janji Allah untuk menjodohkan orang yang baik dengan yang baik, dan yang keji dengan yang keji:

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (QS.24:26)

Semoga suratku ini bermanfaat untukmu.

Wassalamualaikum Wr Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ma'an Najah

Ma'an Najah

Jazakallah khairan katsiran

Jazakallah khairan katsiran